Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan utamanya menyerang paru-paru. Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan global paling serius karena dapat menyebar melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TBC menginfeksi sekitar 10,6 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1,5 juta kematian, menjadikannya penyakit menular dengan jumlah kematian tertinggi di dunia. Meski dapat diobati, pengobatan TBC sering memerlukan waktu lama dan konsistensi yang tinggi agar dapat sembuh sepenuhnya.
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan kesehatan global dengan sekitar 10,6 juta kasus dan 1,5 juta kematian setiap tahunnya. Data terbaru WHO pada 2023 menunjukkan bahwa TBC paling banyak terjadi di delapan negara, termasuk Indonesia yang menyumbang sekitar 10% dari kasus global dan menempati peringkat kedua terbanyak setelah India. Infeksi TBC diperkirakan meningkat sejak pandemi, dan kasus baru di Indonesia meningkat dari 724.000 pada 2022 menjadi 809.000 pada 2023. Salah satu faktor utama peningkatan ini adalah peningkatan deteksi yang lebih baik dengan teknologi pelaporan TBC yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan.
Di Indonesia, TBC menjadi penyakit dengan beban kasus yang signifikan, bahkan negara ini tercatat sebagai penyumbang kasus TBC tertinggi kedua di dunia. Pada 2023, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya peningkatan kasus hingga mencapai lebih dari 809.000. Faktor-faktor seperti deteksi yang lebih baik, kemiskinan, serta kepadatan populasi memperparah penyebaran TBC di berbagai wilayah, termasuk di provinsi-provinsi dengan jumlah penduduk tinggi.
Secara khusus di Indonesia, Kalimantan Barat juga mencatat peningkatan kasus TBC. Upaya intensif melalui kampanye kesadaran dan deteksi dini terus digencarkan dalam rangka menurunkan insiden TBC di wilayah tersebut. Peringatan Hari TBC Sedunia pada Maret 2024 mengusung tema untuk mengakhiri epidemi TBC melalui langkah nyata, terutama dengan memperluas pengobatan dan mendorong pencegahan di masyarakat yang berisiko tinggi.